Wartawan : Ragil74 Pemalang, detikline.com - Satu lagi aset berharga yang seharusnya menjadi kebanggaan seluruh warga Batang, yaitu industr...
Wartawan : Ragil74
Pemalang, detikline.com - Satu lagi aset berharga yang seharusnya menjadi kebanggaan seluruh warga Batang, yaitu industri galangan kapal kayu tradisional yang terletak di sepanjang aliran Sungai Sambong/Kali Sambong di Desa Klidang Lor Batang.
Posisi Kabupaten Batang yang berada di pesisir pantai membuat bisnis Galangan Kapal ini maju cukup pesat.
Keuntungan Kabupaten Batang yang memiliki 2 kondisi Geografis yang berbeda, yaknin pegunungan & pesisir pantai.
Sebanyak 30-an perusahaan galangan kapal kayu tradisional berjejer di tepi sungai sepanjang 2-3 km mendekati pesisir utara.
Meski daerah lain juga memiliki galangan kapal kayu seperti Cilacap, Tegal, Gresik, Rembang, Bagansiapi-api, dll, akan tetapi yang di Batang adalah yang terbesar, bahkan nomor satu di Asia Tenggara, dan konon termasuk tiga besar dunia untuk kategori galangan kapal kayu tradisional.
Galangan kapal tradisional di Batang ini memiliki ciri yang khas di mana sebagian besar kapal yang dibuat adalah kapal penangkap ikan dan dijualnya hampir ke seluruh Indonesia.
Kapal jenis lain juga dibuat di sini, tetapi tidak sebanyak kapal penangkap ikan. Salah satunya adalah kapal Pinisi untuk dikirim ke Eropa dan Jepang. Juga kapal untuk penangkaran mutiara yang dipesan oleh perusahaan dari Singapura, dll.
Kapal yang dibuat di industri ini ada bermacam-macam ukuran sesuai permintaan. Dari ukuran panjang kapal 22 meter hingga 40-an meter. Rata-rata yang di pesan adalah type 29 GT (Gross Ton). Sedangkan kayu yang dipakai sebagai bahan baku diantaranya adalah kayu meranti, merbau, bangkirai, dll.
Kapal kayu ini dibanderol dengan harga antara Rp 700 juta – 5 milyar per unitnya (tanpa mesin). Jumlah tenaga kerja yang terserap juga mencapai ribuan pekerja, baik dari warga Batang sendiri maupun dari kota-kota di sekitar Batang seperti Pekalongan, Kendal, dan Pemalang.
Hal ini merupakan aset dan potensi yang sangat berharga yang harus terus di promosikan. Tidak salah jika pada akhir tahun 2019 pemerintah daerah Kabupaten Batang berencana menjadikan Kawasan Industri Galangan Kapal ini menjadi kawasan wisata edukasi bahari berskala internasional.
Eduwisata bahari ini nantinya akan menjadi satu paket dengan wisara pantai Sigandu, perkebunan bunga melati, serta museum Bahari.
Selain itu juga akan dibangun sarana dan prasarana pendukung seperti restoran dengan sajian makanan bertaraf internasional, mencontoh konsep restoran bahari yang ada di Muara Angke, Jakarta.
Harapannya, selain untuk menjaga eksistensi industri galangan kapal ini, juga bisa menjadi hiburan, sekaligus kebanggaan warga Batang.
Selain itu juga dapat menjadi media untuk membawa Kabupaten Batang lebih dikenal di luar daerah dan luar negeri. Tujuannya jelas, yaitu menduniakan potensi galangan kapal kayu yang ada di Kabupaten Batang.
Sebagai warga kita senantiasa mendukung dan mendoakan, semoga rencana pemerintah ini bisa segera terlaksana, yang tentunya akan menjadi kebanggaan bagi setiap warga Kabupaten Batang.
Berbicara dengan Pak Haji Urip, pemilik usaha galangan kapal CV. Nuh Marine, beliau sangat semangat dan antusias bahwa galangan kapal Batang ini akan terus berkembang, terbukti dengan banyaknya pesanan dari luar daerah yang terus mengalir.
Tersedianya tenaga kerja yang berpengalaman bahkan turun temurun, dan kemudahan mendapatkan bahan baku menjadi salah satu faktor penunjangnya.
Galangan Kapal Kayu Batang pernah direncanakan akan menjadi Wisata Bahari di tahun 2019 lalu. Namun hal ini urung terjadi.
Berharap kedepanya agar sebuah konsep eduwisata segera terwujud dan ada ikon di pusat kota untuk mengingatkan kita semua bahwa di pesisir utara Batang ada asset milik Kabupaten Batang yang luar biasa.
Terkoneksi dengan wisata di Kabupaten Batang dan menjadi icon wisata juga menjadi penggerak perekonomian masyarakat di pesisir Utara Pantai Kabupaten Batang.
(Sumberjendela Jateng & DIY)