Bekasi, detikline.com - Perpisahan kelas 6 di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kranji 1 yang diselenggarakan Rabu 21/6 tahun lalu menjadi catatan...
Bekasi, detikline.com - Perpisahan kelas 6 di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kranji 1 yang diselenggarakan Rabu 21/6 tahun lalu menjadi catatan tersendiri beberapa orangtua murid.
Selain menjadi beban orangtua peserta didik menjelang masa lulusan anak tahun 2023, terselenggaranya tour diduga kuat adanya campur tangan Kepala Sekolah SDN 1 Kranji, Kordinator Kelas (Korlas) 6 dan Panitia.
"Diduga kuat wali kelas, kepala sekolah dan panitia penyelenggara kongkalikong mensiasati tour perpisahan kelas 6 SDN 1 Kranji jauh sebelum tour perpisahan digelar," beber sumber yang tidak mau disebutkan namanya, Selasa 5/9.
Dia juga menjelaskan, pada kenyataannya tidak satupun wali kelas dan kepala sekolah dalam acara tour di Jungle Land Sentul Bogor yang dimintai biaya oleh panitia penyelenggara atau Event Organizer (EO).
Meskipun anaknya lulus dari SDN Kranji 1 naik kejenjang SMPN, lanjutnya, menjadi suatu kebanggaan tersendiri dan dirasakan dan orangtua murid pada umumnya.
"Namun perlu digaris bawahi oleh pengajar dan kepala sekolah SDN Kranji 1, bahwa ekonomi orangtua peserta didik kala itu terbilang sulit pasca covid melanda Indonesia 2 tahun dari 2020-2022," ungkap sumber.
Selain menyayangkan, dia juga menyebutkan momentum lulus-lulusan ini sudah menjadi asas manfaat oleh panitia, komite, guru hingga kepala sekolah secara terang-terangan guna mengeruk finansial dari orang peserta didik dengan dalil perpisahan sekolah kelas 6 di SDN Kranji 1 tanpa memperhitungkan kemampuan ekonomi orangtua murid dewasa ini.
"Selain tidak masuk akal nilai besaran rupiah yang dipungut bagi peserta didik sebagai peserta tour, faktanya yang tidak ikut tour ternyata diharuskan membeli kostum perpisahan kelas 6 melalui panitia penyelenggara dengan nilai ratusan ribu rupiah besarannya," ungkitnya.
Dia menuding study tour tingkat sekolah dasar negeri ini sudah menjadi tradisi tahunan dan preseden buruk pengawasan internal Kepala Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Bekasi yang terus terulang, tanpa memandang strata ekonomi para orangtua peserta didik berdasarkan pantauan detikline di SDN Kranji 1.
"Salah satu contoh acara perpisahan peserta didik kelas 6 SDN Kranji 1 Bekasi Barat, adalah bentuk pemborosan ditengah-tengah sulitnya ekonomi yang serba tidak menentu beberapa tahun terakhir pasca Pandemi Covid 19," sindirnya.
Berdasarkan informasi penelusuran detikline yang dirangkum dari sumber lain juga membenarkan, masing-masing peserta didik dipungut biaya oleh panitia Rp 540.000 untuk study tour ke Jungle Land Sentul Kabupaten Bogor.
"Peserta study tour diberangkatkan dari SDN 1 Kranji, dengan menggunakan bus pariwisata Rabu 21/6 titik kumpul dilapangan sekolah," imbuh sumber kepada detikline.
Dia menambahkan, panitia penyelenggara juga mengajak orangtua peserta didik mendampingi anaknya dengan tambahan biaya sebesar Rp 200 ribu per orang tua peserta didik.
"Intinya tour perpisahan SDN 1 Kranji menjadi tradisi tahunan dan ajang meraup keuntungan dari peserta tour itu sendiri," tutupnya.
Hingga berita ini diturunkan, Kepala Sekolah SDN Kranji 1 belum bisa dikonfirmasi detik line diruanganya dan sambungan telepon. (Tohom)